Jumat, 23 September 2011

Belajar dari Burung Elang

Elang adalah pasangan yg setia, sekali kawin untuk selamanya
Elang betina ibu yg teladan: mengurus anak mereka dengan cinta.
Sebelum bertelur menyiapkan sarang di bukit tinggi & bawahnya jurang.
Rangkanya ranting keras & duri tajam dilapis rumput rumput halus dilapis dgn mencabut bulu di dadanya agar sarang enak & nyaman.

Setelah dierami telurnya menetas jdlah si anak elang.
Si anak elang: bila lapar paruhnya akan ditengadahkan kemudian sang ibu memasukkan makanan hasil buruan.
Si anak elangpun tumbuh jd besar. Bila ada angin kencang berhembus sang ibu merentang sayap menutup sarang memberi perlindungan.

Suatu saat si anak elang kaget ransum makanan tiba2 dihentikan, perangai sang ibu berubah tajam & mrk menangis kelaparan "ibu kenapa begitu?"
Suatu saat si anak elang kaget lagi karena sayapnya sang ibu dikibaskan: rumput halus & bulu hangat berhamburan keluar dr sarang, tinggal duri tajam menusuk badan. Mereka menangis kesakitan"ibu tega nian kau?"
Suatu saat si anak elang kaget ketika mereka diusir dr sarang, didorong keluar jatuh melayang "ibu kenapa kau mau bunuh anakmu?"
Ketika hampir sampai dasar jurang, sang ibu menyambar menyelamatkan.
Demikianlah berkali2 mereka dijatuhkan, sampai suatu saat mulai mengepakkan sayap & si anak elang bisa terbang.
Sang ibu & bapak elang dgn riang mengajak anak2nya terbang di atas awan lalu belajar mencari binatang buruan, barulah si anak elang sadar orang tuanya mengajarkan kerasnya kehidupan.
Ia harus bisa mandiri di belantara alam yg kejam utk melestarikan kehidupan

Orang tua harus seperti elang mengurus anak dengan cinta tp ada saatnya harus tega agar anaknya jadi "orang". Kita kadang dicoba dengan disakiti & didera, kadang kt tak bisa menerima lalu menjauh dari Nya. Padahal saat itu Tuhan sedang mengajar kita belajar "terbang". Jadi saat kita tidak mengerti akan yg terjadi dalam hidup ini, tetaplah percaya bahwa Tuhan punya rencana indah, memberikan yg terbaik untukmu.