Daneng mengatakan, memberikan wawasan kematian kepada mahasiswa kedokteran penting sebagai bekal mempertahankan kehidupan masyarakat lewat profesinya. Pelajaran itu dimulai dari menulis surat wasiat. Memakai kostum kematian. Masuk ke peti mati. Setelah itu mahasiwa mengenakan busana untuk orang meninggal, dan kemudian masuk ke dalam sebuah peti mati. Dalam kondisi tertutup rapat, peti mati itu kemudian 'dikubur' di sebuah rongga di bawah lantai selama 10 menit. Namun, agar mahasiswanya bisa tetap bernapas, Daneng sengaja mendesain peti itu dengan sejumlah celah yang memungkinkan sirkulasi oksigen terjaga.
"Meski hanya 10 menit, efek ketakutannya sama seperti benar-benar mengalami kematian," kata Daneng seperti dilansir Orange News, Inggris. Lalu apa kata mahasiswanya? "Saya merasa seperti dilahirkan kembali begitu keluar dari peti, dan saya menjadi lebih menghargai setiap detik dalam hidup saya," kata salah satu mahasiswa, Xiao Lin.
Mungkin itu cara yang tidak masuk akal untuk dilakukan. Cara sederhananya adalah anda cukup melihat orang-orang yang sakit di rumah sakit, mereka terbaring lemah bahkan ada yang hampir sekarat. Mereka ingin seperti anda yang sehat. Coba kita lebih menghargai kesehatan kita. Kemudian kita melihat orang-orang yang sangat menyesali perbuatannya, sekarang mereka hanya bisa menyesalinya saja, hanya bisa merenung di dalam penjara. Maksud saya agar anda tidak ceroboh lagi dalam membuat keputusan. Pikirkan secara matang apa yang akan anda perbuat sebelum mengabil sebuah keputusan dan tindakan."Meski hanya 10 menit, efek ketakutannya sama seperti benar-benar mengalami kematian," kata Daneng seperti dilansir Orange News, Inggris. Lalu apa kata mahasiswanya? "Saya merasa seperti dilahirkan kembali begitu keluar dari peti, dan saya menjadi lebih menghargai setiap detik dalam hidup saya," kata salah satu mahasiswa, Xiao Lin.
Coba pikirkan " Anda ingin menjadi Tuhan Atas kehidupan anda sendiri, atau anda membiarkan Tuhan Allah, sebagai Tuhan, yang akan menggenapi rencana-rencana besar atas anda. Sebab segala sesuatunya "Indah Pada Waktunya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar