Rabu, 02 November 2011

Kalahkan Nafsu!!

Kehendak yang kuat adalah kehendak yang terus bergerak menuju apa yang dituju, sekalipun itu berat, dan tidak menyerah menghadapi rintangan-rintangan yang menghalanginya. Kehendak inilah merupakan rahasia kesuksesan dalam hidup dan tanda kebesaran para tokoh i.e. orang-orang yang apabila berkeinginan terhadap suatu hal, maka tidak ada satupun yang dapat menghalangi mereka dari keinginan tersebut, bahkan mereka tetap berjalan menuju kesana dengan segala cara, sekalipun menemui segala macam kesulitan.
Adakalanya kehendak tersebut terjangkiti penyakit, yang pada akhirnya ia tidak mampu menghadapi hawa nafsu dan syahwat, serta tidak mampu memikul tanggung jawab dan amanah. Akibatnya ia mengikuti arus lebih besar yang mengalir (mainstream), terjerembab dalam lubang maksiat, tergiur untuk ikutan korupsi, dan berlepas diri dari tanggung jawab yang diembannya.
Salah satu bentuk kehendak yang berpenyakit ialah seseorang mengetahui kebajikan pada sesuatu, mengetahui kewajibannya dan bertekad untuk mengerjakannya. Kemudian kehendaknya mengkhianatinya, lalu ia menyerah begitu saja dengan kemalasan.
Kehendak yang sakit ini dapat disembuhkan dengan berbagai macam pengobatan, antara lain adalah:  

1.   Senantiasa berlatih.
Senantiasa melatih jiwa dengan mengharuskan jiwa dengan amalan-amalan yang menuntut kesungguhan dan kesulitan serta membiasakannya untuk dapat mengalahkan segala kesulitan. Sebagai contoh, apabila kita sedang membaca buku dan kemudian timbul rasa jemu, malas, atau ingin minum walaupun belum terlalu haus, maka cobalah mendidik jiwa kita dengan berazam akan minum kalau sudah sampai halaman atau sub-bab ke sekian. Dengan begitu tumbuhlah semangat untuk menyelesaikan bacaan, jiwapun terasa lega karena telah mencapai target dan minumpun akhirnya terasa betul-betul sebagai penghapus dahaga.

2.   Instropeksi diri dan membimbingnya dengan prinsip pahala dan siksa.
Jikalau jiwa kita mudah dalam menjalankan ketaatan, bisa beramal dengan baik, maka gembirakanlah dan lepaskanlah sejenak tabi’atnya untuk menikmati sesuatu yang mubah. Dan apabila rasa malas mulai menghantaui jiwa kita, maka perlakukanlah dengan tegas dan halangilah ia dari sebagian yang ia inginkan.
Hanya saja tidak boleh berlebih-lebihan dalam menginstropeksi jiwa kita, karena hal itu dapat menyebabkan jiwa menjadi kecut, berduka-cita, merasakan kelemahan & kekurangannya, dan pada akhirnya bisa mengakibatkan kehilangan kepercayaan.

3.   Bersegera berbuat dan melaksanakan apa yang kita kehendaki.
Jangan kita membiarkan kehendak menguap begitu saja tanpa melaksanakan pekerjaan yang sudah kita tekadkan. Sebab hal itu dapat melemahkan kehendak dan mengakibatkan kegagalan. Jika kita telah bertekad, maka hendaknya kita laksanakan, atau mencoba hal tersebut sejauh kemampuan kita dan semaksimal mungkin tentunya.

4.   Mengenalkan kepada jiwa berbagai jalan kebajikan dan keburukan.
Adakalanya kehendak itu begitu kuat tetapi berpenyakit dalam perangai dan tabiatnya yang mengarah pada kejahatan-kejahatan dan berbagai keburukan. Maka solusi yang tepat adalah mengenalkan kepada jiwa kita berbagai jalan kebaikan dan keburukan, mengharuskan jiwa tersebut untuk menempuh jalan kebajikan, memagarinya atau menjaganya dengan segala yang membuatnya senang terhadap kebajikan. Kemudian menggunakan perisai kesabaran dalam menghadapi kecenderungannya kepada keburukan-keburukan; sehingga mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus.

Sebagaimana yang kita lakukan terhadap pohon yang masih muda. Jika kita hendak menjinakkan kebengkokannya, lalu kita mengitarinya dengan sesuatu yang dapat meluruskannya untuk beberapa waktu lamanya. Hingga akhirnya pohon tersebut menjadi lurus dan batangnya menjadi kuat, maka setelah itu pohon tersebut tidak akan terpengaruh dengan sesuatupun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar